SEJARAH
DAKWAH KULTURAL
Revisi untuk
Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Al Islam Kemuhammadiyahan 3
Dosen Pengampu : Agus Miswanto, M.A
Disusun
Oleh :
Suprayitno 16.0401.0002
Ilma Dianisa 16.0401.0004
Niko Hantoro 16.0401.0007
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT
atas rahmat serta karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Al
Islam Kemuhammadiyahan 3
Kami menyadari sepenuhnya di dalam penulisan
makalah ini banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saya mengharapkan
adanya kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua dan khususnya bisa bermanfaat bagi penyusun dan
dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari ‘Al
Islam Kemuhammadiyahan. Amin.
Magelang, 20 Oktober
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan tugas dari setiap manusia
yang ada dibumi ini, karena setiap manusia diciptakan oleh Allah Swt untuk
menjadi kholifah di muka bumi ini. Dakwah merupakan tujuan untuk mengajak
manusia untuk lebih mengenal Islam kembali sesuai dengan apa yang pernah
disampaikan oleh Rasulullah Saw dulu. Sepeninggal Rasulullah saw maka tugas
dakwah itu diemban oleh para Khulafaur Rossyidin dan berlanjut sampai umat
Islam seterusnya. Dawkah merupakan sarana untuk memperkenalkan Islam kepada
masyarakat yang masih awam terhadap agama, bahkan tidak mengenal sama sekali
tentang agama.
Di Indonesia ada banyak organisasi yang
saling mendakwahkan agama Islam dengan berbagai macam cara, salah satunya yaitu
Muhammadiyah. Berbicara tentang Muhammadiyah tidak lepas dari pendirinya yaitu
K.H. Ahmad Dahlan. Sejarah dakwah dalam Muhammadiyah sendiri dimulai oleh
beliau, yang sangat semangat dalam mengenalkan agama Islam kepada masyarakat pada waktu itu.Dengan perjuangan dan kegigihan
beliau Muhammadiyah semakin berkembang hingga saat ini.
Sejak Muhammadiyah didirikan masyarakat di
Indonesia telah banyak mengalami perubahan, terutama dalam kehidupan beragama.
Kita lihat saja pondok pesantren hingga sekolah modern dari TK sampai perguruan
tinggi yang ada di Indonesia sangat banyak, itu semua adalah salah satu bukti
dari sejarah dakwah yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah.
Sumber pengetahuan umat dan masyarakat pun
terus berkembang dan tidak lagi hanya berasal dari lapisan elit secara
personal, melainkan dari berbagai media modern pula. Kehidupan masyarakat telah
sampai pada suatu tahapan dengan pola kehidupan yang semakin rasional dan pragmatis serta fungsional. Kegiatan
keagamaan masyarakat pun terus berkembang dengan pesat, serta jumlah masjid yang
terus meningkat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sejarah itu?
2. Apa pengertian dakwah?
3. Apa pengertian kultural itu?
4. Apan pengertian sejarah dakwah kultural
itu?
5. Apa landasan dakwah kultural?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Sejarah
adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan
peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa.Peninggalan-peninggalan itu disebut
sebagai sumber sejarah.
Dalam
bahasa inggris kata sejarah disebut dengan history, artinya masa lampau; masa
lampau umat manusia.
Dalam bahasa Arab sejarah disebut sajaratun
(syajaroh), artinya pohon dan keturunan.
B. Pengertian Dakwah
Dakwah adalah
دعا - يدعو
- دعوة
liggnamem / kajagnem
تبلغ - بلغ nakiapmaynem
Jadi
dakwah adalah mengajak atau memanggil umat manusia untuk mengenal kembali agama
Islam, atau dakwah juga dikatakan menyampaikan wahyu Allah Swt yang telah
diberikan kepada Nabi Muhammad Saw kepada seluruh umat manusia. Dakwah pada
pokoknya berarti ajakan atau panggilan yang diarahkan pada masyarakat luas
untuk menerima kebaikan dan meninggalkan keburukan.Dakwah untuk menciptakan
situasi yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam disemua bidang kehidupan.
Para Rasul dan Nabi
adalah tokoh-tokoh dakwah yang paling terkemuka dalam sejarah umat manusia.
Mereka adalah pendakwah-pendakwah yang sempurna. Dibandingkan dengan para Rasul
dan Nabi itu, kita memang bukan apa-apa. Akan tapi kita boleh sedikit berbangga
bahwa pada hakikatnya kita telah berusaha memilih jalan untuk bergabung dengan
para Rasul dan Nabi. Konsekuensi dari apa yang kita pilih itu adalah bahwa kita harus
berusaha mengikuti jejak langkah Rasulullah Saw, termasuk jejak
langkah beliau dalam mengerahkan dakwah, amar ma’ruf nahi munkar. (Rais 2004)
C. Pengertian Kultural
Kultural adalah sesuatu hal yang
terkait dengan kebudayaan kelompok tertentu serta kebiasaan mereka yang
meliputi kepercayaan, tradisi, atau hal-hal yang berkaitan dengan seni rupa.
Dakwah kultural merupakan upaya menanamkan nilai-nilai ISlam dalam seluruh
dimensi kehidupan dengan memperhatikan potensi dan kecenderungan manusia
sebagai makhluk budaya secara luas, dalam rangka mmewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.
Dakwah kultural mencoba memahami potensi dan kecenderungan manusia
sebagai makhluk budaya berarti memahami ide-ide, adat istiadat, kebiasaan,
nilai-nilai, norma, sistem aktivitas, simbol dan hal-hal fisik yang memiliki
makna tertentu dan hidup subur dalam kehidupan masyarakat. Pemahaman tersebut
dibingkai oleh pandangan dan sistem nilai ajaran ISlam yang membawa pesan
rahmatanlil’alamin. Dengan demikian dakwah kultural menekankan pada dinamisasi
dakwah, selain pada purifikasi.
D. Pengertian Sejarah Dakwah Kultural
Jadi
pengertian sejarah dakwah kultural adalah
kejadian masa lalu atau lampau tentang mengajak atau memangggil umat
manusia mengenal agama islam yang berkaitan dengan kebudayaan kelompok
tertentu. Pemahaman keagamaan yang semakin terredukasi dengan tradisi-tradisi
lokal oleh K.H Ahmad Dahlan menjadi agenda tersendiri yang kemudian dikemas
dalam konsep “pembaharuan”(tajdid) sekaligus “tanzih”(purifikasi).
Dua
tipe perubahan yang telah diusung oleh K.H. Ahmad Dahlan kemudian berkembang
setelah diwadahi dalam sebuah persyarikatan(organisasi) yang disebut
Muhammadiyah. Persyarikatan Muhammadiyah yang secara resmi berdiri pada tanggal
08 Dzulhijjah 1330 H atau bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M kemudian
mengalami perkembangan yang cukup pesat.
Dakwah
kultural Muhammadiyah adalah sebagai strategi perluasan dakwah Muhammadiyah. Kalau selama ini dakwah Muhammadiyah lebih
terkosentrasi pada kalangan abangan atau kaum perkotaan semata, maka dengan
perubahan dan gerak zaman yang begitu cepat, perlu adanya rumusan yang jelas
menyangkut segmen pedesaan untuk menjadi sasaran dakwah Muhammadiyah ke depan.Dakwah
kultural juga merupakan bentuk lain pemekaran metode dakwah Muhammadiyah yang
selama ini hanya pada metode puritan atau purifikasi atau pemurnian. Sehingga
dengan dakwah kultural ini dapat membuka model dakwah Muhammadiyah yang lebih
bersifat akomodatif, dinamis dan kreatif.
Sebab
akhir-akhir ini banyak sekali terejadi persoalan umat yang kadang kala jarang
tersentuh oleh Islam ataupun Muhammadiyah, apakah itu persoalan kemiskinan,
kebodohan, keterbelakangan dan yang lainnya.Semua itu merupakan tantangan bagi
Muhammadiyah di tengah-tengah kuatnya arus globalisasi. Apa lagi selama ini,
dakwah selalu dipahami dalam arti yang sangat sempit, sehingga seringkali
aspek-aspek yang fundamental dalam kehidupan kita kurang mendapat perhatian
yang dominan.
Dakwah kultural berusaha memahami kecenderungan dan potensi manusia
sebagai makhluk budaya untuk kemudian menuju pada tatanan kehidupan Islami yang
tercerahkan. Dakwah semacam itu bukanlah berarti menghidup-hidupkan dan
membenarkan kenyatan budaya yang bercorak syirik, tahayul,bid’ah, dan khurafat
tetapi lebih merupakan pendekatan dan model dakwah yang berusaha memahami
budaya tersebut secara arif, persuasi dan dialogis sehingga umat dawkah tidak
lari dari nilai-nilai ajaran ISlam bahkan sebaliknya semakin mendekat kepada
ISlam. Semuanya itu merupakan salah satu wujud jihad di jalan Alllah secara
bersungguh-sungguh melalui berbagai ikhtiar dan pendekatan, sedangkan hasilnya
berupa hidayah dan taufiq Alllah sepenuhnya kita serahkan kepada-Nya.
E. Landasan Dakwah Kultural
1. Tujuan Syariat Islam
Tujuan
syariat Islam ialah menarik maslahah dan mencegah madharat. Hal ini sebagaimana
yang termaktub dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya’ ayat 107.Syariat Islam turun
kebumi sebagai rahmat seluruh alam, barangsiapa yang menjalankan syariat Islam
dengan istiqamah dan taat, maka ia akan hidup bahagia di dunia maupun di akhirat.
Dari Abu Zahrah
dalam kitab Ushul Fiqih menyatakan bahwa tujuan Allah melalui syariat Islam ada tiga pokok utama, yaitu:
1. Pembinaa jiwa, agar setiap pribadi muslim
dapat menjadi sumber kebajikan untuk orang lain dan tidak membawa penderitaan
atau kesengsaraan kepada sesama makhluk.
2. Menegakkan keadilan yang merata di hadapan
hukum bagi seluruh umat manusia.
3. Menyelenggarakan kemaslahatan yang hakiki
dalam kehidupan bermasyarakat, yaitu terjaminnya 5 macam kebutuhan hidup :
-
Jaminan hidup dan hidup yang lebih baik.
-
Jaminan hidup syariat Tuhan.
-
Jaminan hak atas harta kekayaan.
-
Jaminan hak atas pengembangan akal dan kebebasan
berfikir.
-
Jamina hak atas pengembangan jenis dan keturunan
Proses terbentuknya sejarah kehidupan
itu bermula dari tingkah laku dan tindakan seseorang yang kemudian menjadi
kebiasaan, kebiasaan berkembang menjadi adat istiadat, adat istiadat terus berkembang makin luas dan
makin ketat maka terbentuklah hukum adat yang kemudian meningkat lagi menjadi
tradisi turun temurun maluas menjadi kebudayaan, yang pada akhirnya menjadi
peradaban umat manusia yang sangat luas dan sangat lama.
2. Adat Kebiasaan dalam Tradisi Kebudayaan
1. Tumbuh dan berkembangnya adat kebiasaan
Setiap
saat manusia pasti akan diuji oleh situsasi dan kondisi yang ada di hadapannya.
Melihat dan menyadari apa yang sedang dihadapinya itu manusia harus mengambil
langkah dan tindakan yang paling baik dan tepat supaya tetap dapat
mempertahankan hidup, lebih baik ataupun berusaha untuk hidup sejahtera dan
bahagia.
Apabila
manusia mempunyai imajinasi dan hal itu dapat dilakukan dengan empiris maka ia
merupakan tingkah laku. Dan apabila tingkah laku itu dilaksanakan secara
berulang-ulang maka akan menjadi sebuah kebiasaan.Kemudian kebiasaan tersebut
ditiru oleh orang banyak maka akan menjadi adat masyarakat.
Asal-usul adat kebiasaan.
a. Dari suatu perbuatan perseorangan
-
Hasil berfikir dan merenung yang sangat serius.
-
Berfikir sekejap bahkan dari keputusan yang
tergesa-gesa.
-
Tidak dipikirkan sama sekali, dari luar akal atau
kebetulan belaka.
b. Kebiassaan seseorang.
c. Kebiasaan masyarakat.
d. Adat masyarakat.
e. Hukum adat.
f. Dipercaya sebagai hukum agama padahal hasil
rekayasa seseorang , tanpa dipikir
3. Ukuran baik-buruk, benar-salah atas adat kebiasaan.
Allah itu Maha Mengetahui segalanya, baik yang
dikerjakan perseorangan maupun masyarakat, sebaliknya manusia dan massyarakat
tidak mengetahui akibat dari perbuatan atau kebiasaan mereka. Apakah adat itu
akan membawa diri pada hidup yang selamat sejahtera, bahagia lahir batin untuk
semua orang atau justru sebaliknya,Maka dari itu Allah Swt mengutus Nabi dan
Rasul utusan-Nya untuk membimbing umat manusia mengikuti petunjuk Allah Swt
kearah hidup yang selamat, sejahtera bahagia dunia akhirat. Proses untuk
mengubah adat kebiasaan yang tidak baik menjadi baik itu dilaksanakan melalui
tahap-tahap yang bervariasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi
pengertian sejarah dakwah kultural adalah
kejadian masa lalu atau lampau tentang mengajak atau memangggil umat
manusia mengenal agama islam yang berkaitan dengan kebudayaan kelompok
tertentu. Pemahaman keagamaan yang semakin terredukasi dengan tradisi-tradisi
local oleh K.H Ahmad Dahlan menjadi agenda tersendiri yang kemudian dikemas
dalam konsep “pembaharuan”(tajdid) sekaligus “tanzih”(purifikasi).
Dua
tipe perubahan yang telah diusung oleh K.H. Ahmad Dahlan kemudian berkembang setelah
diwadahi dalam sebuah persyarikatan(organisasi) yang disebut Muhammadiyah.
Persyarikatan Muhammadiyah yang secara resmi berdiri pada tanggal 08 Dzulhijjah
1330 H atau bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 M kemudian mengalami
perkembangan yang cukup pesat.
Dakwah
kultural Muhammadiyah adalah sebagai strategi perluasan dawkah Muhammadiyah. Dakwah kultural juga merupakan bentuk lain pemekaran metode dakwah
Muhammadiyah. Dakwah merupakan jalan alternatif bagi perbaikan kehidupan umat, karena para Nabi dalam rangka memperbaiki umat pun
dengan cara berdakwah. Oleh karena itu dakwah kultural yang baru digagas
Muhammadiyah perlu terus kita kembangkan agar menjadi strategi perubahan
alternatif yang matang bagi kehidupan umat di masa
depan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. HM. Din Syamsudin, MA. 2006. Tentang
Menjadikan Dakwah Sebagai Strategi Transformasi Sosial. Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah.
Rais, H.M. Amien. 2004. Tentang Dakwah Menghadapi era Informasi .
Mu’arif dkk. 2004. Ber-Muhammadiyah secara Kultural. Yogyakarta:
Suara Muhammadiyah
Muchlas, Imam. 2006. Landasan Dakwah Kultural.
Yogyakarta : Suara Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 2004. Dakwah Kultural Muhammadiyah.
Yogyakarta : SuaraMuhammadiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar